
Harga Bitcoin (BTC) diperkirakan akan bergerak mendatar dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh metrik valuasi yang menunjukkan sinyal merah, mengindikasikan kemungkinan besar investor akan mulai melakukan aksi ambil untung (profit-taking).
Menurut laporan dari platform analisis sentimen, Santiment, rasio Market Value to Realized Value (MVRV) Bitcoin saat ini berada di angka +21%. Rasio MVRV adalah indikator yang mengukur apakah aset digital tersebut dinilai terlalu tinggi (overvalued). Angka +21% menunjukkan bahwa rata-rata investor yang membeli Bitcoin selama setahun terakhir sedang berada dalam posisi untung.
“Meskipun tidak berada di titik tertinggi yang ekstrem, ini dianggap sebagai zona bahaya ringan karena meningkatkan risiko aksi ambil untung,” kata Santiment dalam laporannya yang diterbitkan Senin (19/8/2025).
Pada saat laporan ini dipublikasikan, harga Bitcoin diperdagangkan di level sekitar $115.800, menurut data dari CoinMarketCap. Harga ini turun sekitar 6% dari rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high) yang dicapai pada Rabu lalu, yaitu $124.128.

Setelah mencatatkan kenaikan harga 10% dalam sembilan hari, reli harga Bitcoin (BTC) kini mulai mereda. Analis dari Bitfinex menilai bahwa kenaikan ini “cepat hilang” karena tidak adanya katalis makroekonomi yang kuat untuk menopang momentum.
Biasanya, ketika Bitcoin mencapai rekor tertinggi baru (all-time high) dan mulai berkonsolidasi atau turun, para investor cenderung mengambil untung karena khawatir harga telah mencapai puncak sementara.
Analis Bitfinex menambahkan, pasar saat ini berada dalam fase konsolidasi, di mana investor sedang “menunggu dan mengamati” katalis makroekonomi yang akan datang.
Salah satu katalis yang paling dinantikan adalah keputusan Bank Sentral AS (Federal Reserve) terkait pemotongan suku bunga pada 17 September. Berdasarkan data dari CME FedWatch Tool, 83,6% pelaku pasar memperkirakan adanya pemotongan suku bunga yang telah lama ditunggu-tunggu.
Posisi Jual Meningkat, Tapi Paus Bitcoin Tetap Tenang
Meskipun banyak pelaku pasar memprediksi harga akan bergerak mendatar dalam waktu dekat, posisi jual (short position) Bitcoin justru meningkat. Berdasarkan data dari CoinGlass, sekitar $2,2 miliar (sekitar Rp36,1 triliun) posisi short berisiko dilikuidasi jika harga Bitcoin kembali menyentuh rekor tertingginya di $124.128.
Namun, menurut Santiment, para “paus” Bitcoin (pemilik Bitcoin dalam jumlah besar) tetap percaya diri. “Pemegang Bitcoin terbesar tidak menjual aset mereka di tengah reli ini,” kata Santiment.
Lebih lanjut, Santiment menyebutkan, “Dompet yang memegang antara 10 hingga 10.000 BTC terus mengakumulasi secara agresif, bahkan setelah rekor tertinggi baru tercapai.” Ini menunjukkan keyakinan kuat dari investor besar terhadap kenaikan harga yang lebih tinggi di masa depan.