
Harga Bitcoin kembali menembus angka $100.000 untuk pertama kalinya sejak Januari, dan sejumlah analis memperkirakan kenaikan lebih lanjut hingga mencapai $110.000 dalam waktu dekat. Laporan terbaru dari Bitcoin Suisse dan Fidelity Digital Assets memberikan gambaran positif tentang arah harga BTC di bulan Mei, didorong oleh kinerja yang konsisten, rasio risiko/imbal hasil yang kuat, serta tekanan beli dari institusi.
Kinerja Konsisten dalam Berbagai Kondisi Pasar
Menurut laporan “Industry Rollup” dari Bitcoin Suisse, kekuatan utama Bitcoin saat ini adalah kemampuannya untuk bertahan dan bahkan unggul dalam kondisi pasar yang berisiko tinggi maupun rendah. Sejak pemilu presiden AS, BTC menunjukkan ketahanan sebagai lindung nilai makro saat ketegangan geopolitik meningkat, dan sebagai aset pertumbuhan saat pasar menguat.
Hal ini tercermin dalam rasio Sharpe Bitcoin sebesar 1,72, yang merupakan indikator utama dalam mengukur imbal hasil disesuaikan dengan risiko. Rasio ini hanya kalah dari emas dan menunjukkan kematangan Bitcoin sebagai aset finansial.

Sumber: Bitcoin Suisse
Permintaan dari Institusi Semakin Meningkat
Dominasi pembeli di pasar spot memperkuat narasi bullish. Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa volume kumulatif pembeli di pasar spot (90-day Spot Taker CVD) menjadi dominan untuk pertama kalinya sejak Maret 2024. Ini mencerminkan peningkatan tekanan beli agresif dari institusi dan investor ritel.
Sejak 1 April, aliran masuk ke ETF Bitcoin spot telah mencapai lebih dari $4,5 miliar, memperkuat potensi terjadinya kekurangan pasokan (supply squeeze) yang dapat mendorong harga ke level tertinggi baru.
Sinyal Fase Akselerasi Baru
Fidelity Digital Assets, melalui laporan “Q2 2025 Signals Report,” mengindikasikan bahwa Bitcoin sedang bersiap memasuki fase akselerasi selanjutnya. Fase ini, menurut analis Zack Wainwright, ditandai dengan volatilitas tinggi dan peluang keuntungan besar, sebagaimana yang terjadi pada lonjakan harga sebelumnya.

Sumber: CryptoQuant
Dominic Weibei, Kepala Riset di Bitcoin Suisse, menyebut Bitcoin sebagai “aset serbaguna seperti pisau Swiss Army.” Ia mengatakan, “Baik saat saham naik atau obligasi jatuh, BTC tetap bergerak berdasarkan fundamental permintaan dan penawaran — memberikan keuntungan yang tidak bisa ditawarkan oleh aset tradisional.”