
Bitcoin (BTC) jatuh mendekati level terendah dua minggu pada pembukaan pasar Wall Street hari Selasa, seiring meningkatnya tekanan jual dari investor Amerika Serikat.
Harga BTC sempat menyentuh $113.273, dengan pasar menghadapi gelombang likuidasi tambahan dari trader yang berharap telah membeli di harga bawah (buy the dip).
Di sisi lain, mulai terlihat adanya “perlindungan dari penurunan tajam” (plunge protection), dengan order bid (permintaan beli) menumpuk di sekitar level $105.000 sebagai area support baru.

Aksi Harga BTC “Bukan Tanda Kekuatan”
Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan pasangan BTC/USD jatuh di bawah $114.000.
Bitcoin bersama altcoin ikut terkoreksi sejalan dengan penurunan pasar saham AS, di mana Indeks Nasdaq Composite turun 1,2% saat berita ditulis.
Posisi long Bitcoin, yang sedang mengalami tekanan short squeeze, menambah sekitar $116 juta likuidasi hanya dalam satu jam.
Sementara itu, data dari CoinGlass memperlihatkan order beli (bid) mulai menumpuk di sekitar level $112.000, yang kini menjadi titik perhatian para pelaku pasar.

BTC Fokus di Area $107.000–$110.000, Tekanan Turun Masih Terasa
“Singkatnya: rentang $107.000 – $110.000 kini menjadi pusat perhatian,” tulis Keith Alan, salah satu pendiri platform analisis perdagangan Material Indicators, dalam unggahan terbarunya di X.
Alan menekankan bahwa kondisi saat ini “bukan tanda kekuatan untuk BTC”, dengan tekanan jual yang terasa jelas, meski pihak bullish masih berusaha mencari pijakan.
Level Teknis Penting
- SMA 100 hari di sekitar $110.950 disebut Alan bisa menjadi area support penting.
- SMA 50 hari di sekitar $115.875 perlu direbut kembali oleh bulls untuk mengurangi risiko pelemahan lebih lanjut.
Order Book & Likuiditas
Dalam order book bursa, Material Indicators menemukan adanya likuiditas senilai $25 juta di level $105.000 yang berfungsi sebagai semacam “perlindungan dari penurunan tajam” (plunge protection).
Namun, analis menilai likuiditas ini tidak benar-benar ditujukan untuk dieksekusi.
“Likuiditas bid ini tampaknya tidak bertujuan untuk terisi. Itu ditempatkan untuk mendorong likuiditas ke atas. Jika gagal, dan harga kembali turun, kemungkinan besar likuiditas ini akan ditarik sebelum sempat tereksekusi,” tulis Material Indicators, sembari menyertakan grafik volume order whale.

Permintaan Bitcoin ETF Jadi Sorotan
Dalam edisi terbaru Market Pulse, firma analisis onchain Glassnode menyoroti adanya perbedaan mencolok antara permintaan institusional dan aksi harga Bitcoin.
Meskipun sinyal onchain — seperti volume transaksi — menunjukkan pelemahan, produk investasi, terutama spot Bitcoin ETF AS, masih mencatat arus masuk (inflow) dari investor institusi.
Tantangan Pasar
Glassnode menekankan bahwa dengan meningkatnya aksi profit-taking, arah pasar akan ditentukan oleh:
- Keberlanjutan aliran dana institusional ke ETF,
- Keyakinan pembeli baru di pasar spot maupun futures.
Jika dua faktor ini kuat, maka kontraksi harga bisa stabil dan berubah menjadi momentum bullish baru. Namun jika melemah, ada risiko pasar masuk ke fase konsolidasi lebih dalam.
Data ETF Terbaru
Menurut data dari Farside Investors (UK):
- ETF Bitcoin mencatat net outflow $121 juta pada hari Senin.
- BlackRock iShares Bitcoin Trust (IBIT) — ETF terbesar — bahkan mencatat outflow pertamanya sejak 5 Agustus.
